Wednesday, November 18, 2015

Saya Pilih Kopi Hitam [Kopi Bali Cap Kupu-Kupu Bola Dunia]


Een, kamu bukan pengemar kopi, tapi tukang cicip kopi, sisa saya.
Iyaaa, saya juga baru sadar. Nggak pernah pesan kopi hitam secara khusus. Cuman, suka minta kopi di gelas orang, yang memang tak saya sadari, malah bablas ke minum sampe tak tersisa.
Baru sadar, setelah pemilik gelas kopi komplain 
Mana kopiku, diminum juga baru seteguk.
Wakakakak...ketawa sembari nyengir.
Itu saya, loh! Suka banget, mencicipi kopi milik orang lain, maksudnya hanya sekedar icip-icip, sedikitttt, tapi kalo kopinya terasa enak, glek-glek, langsung tuntas.
Saya akui, cara minum kopi saya tak berseni, meneguk  minuman kopi seperti minum air putih, nggak bisa sedikit-sedikit. Langsung habis, daripada kelamaan nanti kopinya menjadi dingin.

Sebenarnya, saya bukan pengemar kopi hitam, selama ini saya meminum white coffee sachet-an, dibeli di warung. Rasanya juga enak, ada rasa kopi dicampur coklat, mocca, bean.Yang pasti murah meriah, satu sachet white kopi cuman Rp 1.200,- sisanya buat beli biskuit, temannya ngopi. Lagi-lagi saya kena komplain, dengan gamblang langsung menohok saya.

Een, mana ada white kopi? kalo ada juga, pasti mahalll. Itu mah isinya, tipung jagung, diberi gula. Nggak baik buat kesehatanmu.Apalagi yang kopi sachetan.
Nyengir, tetep keukeuh teu percaya. Sekalipun, baru diperingatkan bahwa kualitas kopi krimer tidak baik untuk kesehatan, tetap aja minum kopi putih sachetan sekali pakai. Buat kopinya praktis, tak perlu waktu lama, tinggal tuang ke dalam gelas, kasih air panas, jadi deh. Rasanya juga enak kok, walau gulanya kemanisan.

Lama-lama saya jadi sadar sendiri, setelah ingat umur nggak muda lagi. Juga dari hasil pengalaman saya, setiap habis minum white coffee terasa nek, dan kembung. Seubeuh, cek urang Sunda.
Masaiya, kopi putih  efeknya kurang bagus bagi kesehatan, membatin sendiri, diam-diam demi mencari pembenaran, cari-cari info, dampak negatif kopi putih(kopi krimer) khususnya kemasan scahet.

Setelah membaca sebuah artikel, saya merasa ketipu oleh iklan kopi putih...#Asa ketampar yeuh! 
Menurut Pakar Pertanian sekaligus Ketua Lembaga Penelitian(Lemhit) Universitas Jember Jawa Timur, Profesor Ahmad Subagio, beliau menginggatkan, kopi putih scahet mengandung krimer, yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya kanker dan hipertensi. Terlalu banyak mengkonsumsi kopi krimer dalam jangka panjang, sama halnya dengan memasukkan khoresterol kering kedalam tubuh, karena kandungan krimer tidak dapat dicerna sempurna oleh tubuh...*Widiihhh, mendadak jadi takut* 

Kopi putih yang sering kita lihat dan menjadi 'korban iklan', sebenarnya bukan jenis kopi putih. Warna putih di dapat dari ekstrak gula atau minyak nabati yang di ekstraksi. Proses ekstraksi bahan sering mempergunakan bahan kimia. Proses pembuatan kopi putih, juga tidak memenuhi standar kesehatan. Kopi disangrai dengan suhu kecil, agar warna bubuk yang dihasilkan tidak menjadi hitam pekat. Padahal, sejatinya, proses biji kopi harus disangrai dengan suhu tinggi, agar kadar asam dan kafein menjadi turun. 

Ternyata eh! ternyata, anjuran si Akang itu benar. Pilihlah kopi hitam, lebih banyak manfaat di dalam tubuh. 
Sepulang berwisata di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, kami duduk beristirahat di Bali Colada Cafe n Resto. Biar pembicaraan nyambung, mengurangi kesalah pahaman, mending ngopi dulu, yukkk.

"Nah, En...Ini baru kopi namanya, kopi Bali. Cobain"

Tumben, nyuruh minum. Cangkir berisi kopi hitam panas, uap yang keluar menebarkan aroma wangi. Seruput dengan berlahan tak tergesa. Nikmati ala pencinta kopi. 
Benerrr, Sumpeh! kopinya enak banget.
Kopinya terasa lembut dan ringan.
Pahitnya sedang, tidak pekat dan warna agak coklat, disitulah letak sensasinya kopi hitam. Pahit manis.

Kopi khas Bali, rasanya mantaf. (Dokpri)
Hmmm...saya baru tau, di Bali juga punya kopi sendiri. Kopi bubuk khas Bali dengan merk Cap Kupu-Kupu Bola Dunia.


Usaha kopi lokal yang terkenal di kalangan masyarakat Bali, sudah dirintis sebelum Indonesia merdeka, sejak tahun 1935. Sekitar tahun 50-an, awalnya bernama kopi bali dengan merk Cap Kupu-Kupu, kemudian diganti menjadi  Cap Kupu-Kupu Bola Dunia(KKBD) hingga kini. Kopi bubuk ini diracik oleh PT Putra Bhineka Perkasa di Denpasar Bali. Kopi hitam khas Bali, selain dinikmati pencinta kopi tubruk di Pulau Dewata, sering pula dijadikan oleh-oleh khas Bali.


Untuk tetap menjaga kualitas mutu sesuai standar ISO, kopi Bali cap Kupu-Kupu Bola Dunia tetap mempergunakan biji kopi terbaik, seperti kopi jenis Rabusta dan Arabica. Untuk pasar lokal, kopi yang banyak di olah, jenis kopi Robusta, terasa pahit dan tidak kecut, sesuai selera lidah Indonesia. Untuk jenis Arabica, cenderung hanya untuk wisatan asing, karena rasanya lebih kecut. Kalau saya perhatikan dari penampilannya, kopi dikemas dengan cara sederhana. Mempergunakan plastik biasa. Tapi...jangan salah, isinya, luarr biasanya. Kopi hitam asli, tanpa campuran apapun, bebas bahan kimia, memiliki rasa khas tersendiri, seperti ada rasa coklat didalamnya. Nggak percaya? cobain deh

Nikmati kopi di dalam cangkir sendiri...(Dokpri)
"Ini baru kopi sebenarnya. Kopinya mantap" puji Kang Asep Mulyadi, ia sudah menjadi pengemar dan pencinta kopi sedari muda, tentu sudah bisa membedakan kopi yang rasanya enak. Kopi Bali cap Kupu-Kupu Bola Dunia, selalu menjadi prioritas utamanya, untuk dibawa kembali ke Swiss. Menurut penuturannya, Kopi Indonesia tidak ada duanya. Eikeh langsung percaya sekaligus bangga dan terharu...*Lebay* 
Untuk kopi Bali KKBD dalam kemasan 250 gram seharga Rp 25.000,- harga yang pantas untuk kopi sesungguhnya. 

Senangnya, saya berkesempatan berwisata kuliner di Pulau Bali; khususnya minuman kopi khas Bali. Dan menjadi semakin bangga atas kekayaan dan keberagaman kopi di Nusantara, Salah satunya, Kopi Bali cap Kupu-Kupu Bola Dunia, berkualitas tinggi dengan citarasa sesuai dengan penikmat kopi. Semoga kopi hitam(kopi tubruk) ini terus lestari dari hantaman kopi-kopi instans yang terus menjamur saat ini. Semoga...


Sumber:

8 comments:

  1. Kelihatanya mantaab banget nih kopinya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantan, rasnya ringan, cocok buat pencinta kopi wanita.

      Delete
  2. Saya penyuka kopi hitam asli indonesia, kopi favorit saya : kopi Aroma dari Bandung, kampung halaman saya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh...kapan kapan saya akan mencoba kopi Aroma dari Bandung. Salam hangat.

      Delete
  3. Kayaknya enak nih mbak Een. Sayangnya aku gak suka kopi hitam. Biasanya juga suka kopi sachet murmer aja

    ReplyDelete
  4. Aku bukan penggemar kopi :D
    Tapi suamiku suka, dulu pernah dapet oleh-oleh kopi dari Bali tapi lupa apa merknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paling tidak, walau tak pengemar kopi, tapi seseorg yng dibuat kopi setiap pagi ya mbak

      Delete