Sunday, January 29, 2023

Segala Perbuatanmu Akan Kembali Pada Dirimu Sendiri

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” 
(Qs. al-Zalzalah: 7-8)

Jika seseorang memberikan kebaikan kepada orang lain, maka kebaikan itu akan kembali kepadanya. 
Siapa saja yang memberi, maka suatu saat juga akan mendapatkan. 
Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak pernah memberi sesuatu miliknya maka juga tidak akan mendapatkan dari orang lain. 
Kebaikan yang diterima seseorang pada hakekatnya adalah miliknya sendiri.

Kadang, kita melakukan sesuatu(kebaikkan) tanpa pernah kita sadari, spontan. Dan saat melakukan, tak pernah sedikitpun meminta balasan. Ternyata Allah yang membalasnya, ketika kita butuhkan.

Aku akan menulis kisah nyata, kejadian saat berhaji 1427 H, di tahun 2006- 2007M.
( baca: Berhaji)

Perjalanan berhaji itu tidak mudah karena kita diuji kesabarannya, salah satunya kesabaran antri.
Dimana-mana antri; antri makan minum, antri belanja, termasuk antri ke toilet (sekalipun sudah tersedia jumlah yang banyak, tetap saja antri, jumlah jamaah haji lebih dari jumlah toilet)

Saat aku menunggu sholat Ashar di Masjidil Haram, Mekah.
Aku hendak berwudhu dan buang air kecil di toilet bawah. Aku kira jam segini, pastilah sepi, aduheee... ternyata antri  panjang juga.
Dengan sabar, aku berdiri di deret antrian, dari urutan belakang, pelan-pelan sampai urutan terdepan.
Tibalah giliranku, seorang  jamaah  wanita dari India, datang berdiri di sampingku. Wajahnya tak karuan rupa, menahan sesuatu, berdiri gelisah, ia memberi isyarat  dan memelas padaku
Kasihan, dalam hatiku, aku memberi kode untuk masuk. Ia langsung menutup pintu: proottt... Suaranya menembus pintu, rupanya diare, prat pret prot.

Tak lama ia keluar, wajah sumrigah tersenyum bahagia padaku.
Aku yang menunggu sabar, mendadak kebelet sirna seketika, kebayangkan di dalam wc, pastilah bau, bekas buang hajad besar.
Kubatalkan saja.Tak jadi hajad, nanti kencingnya di toilet hotel lebih nyaman dan bersih.
Aku berdiri sembari menatap punggung wanita itu, ia menoleh sambil menundukkan kepala berulang kali (sedikit mengelengkan kepala khas India)

Dua hari kemudian, perjalanan Armina
.
Setelah melempar jumroh, 
Aku berlari kencang, meninggalkan Bapak dan kakakku. Mereka mengejarku, Bapak yang memakai baju ihram tertinggal di belakang.
Aku masuk mahtaf mana saja, asal ada toiletnya.
Rasanya isi perutku sudah di ujung pantat, muless.
Sampai di toilet, alahmak! antrian begitu panjang.
Entah kekuatan darimana aku melesat ke deretan depan, sembari diteriakin (orang Indonesia) antriiiii, aku tak perduli.
Ketika pintu wc terbuka, aku menyeruduk masuk, wanita di depan pintu, kaget, tubuh kecil hampir jatuh, tapi ia tetap memberi kode (masuk) tak pula marah.
Proottt... lega niat, sapa kuat menahan hajad, siksaaa.

Sebelum keluar WC, aku mengambil uang di kantong baju, selembar 100 Riyal (karena hanya itu yang ada, nggak ada uang pecahan)
Pintu  kubuka, baru aku sadar, yang kutubruk tadi, wanita India. Ia tersenyum padaku, aku segera mengengam tangannya sambil menyelip uang. Ia menolak, aku tetap memaksa.
Segera aku berlari meninggalkan wanita yang tampak bingung, rezeki dari mana dapat uang 100 Riyal. Aku tak perduli Rp250.000,- yang kuberi, ini tanda sukurku, bahwa wanita itu telah menolongku. Yang penting, plong.

"Napa, En?" Tanya bapak kuatir.
"Rek modol, teu kuat deui."
"Aya-aya wae."
Bapak mengelengkan kepala, dikira ada apa.
Kami bertiga berjalan beriringan menuju mahtaf.
Tiba-tiba aku teringat, kejadian di toilet Masjidil Haram.
Masya Allah.
Hari ini aku sadar dan bersyukur, bahwa Allah membalas kebaikkanku saat itu, pada waktu yang tepat, benar-benar ajaib. 
Aku menolong orang kebelet, ternyata aku ditolong orang, saat kebelet. Hal kecil, yang kadang tak pernah kita bayangkan...Kebaikan yang kita berikan walau sekecil biji zahrah, akan kembali menjadi milik kita sendiri. 
Masya Allah.
Kejadian Itu yang menjadi motivasi dalan hidupku, tetaplah berbuat baik.
Dan jangan pernah berharap akan balasan dari manusia, hanya kepada  Allah sajalah, yang akan membalas pada waktu dibutuhkan.

-Mama Een-

Thursday, August 11, 2022

Pelaksanan BIAN 2022 di Posyandu Cendrawasih Bogor Barat

Tiba saatnya, 10 Agustus 2022, Posyandu Cendrawasih mengelar dan menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022.

Tak banyak cerita, langsung saja ya.
Sasaran Baduta dan Balita BIAN 2022 Posyandu Cendrawasih 100%.
Realisasi BIAN 2022
Opv  : 3 anak
Ipv.   : 0 
DPT  : 4
MR   : 41

Pemberian Vit A untuk usia 6-12 bulan berwarna biru, usia 13-59 bulan berwarna merah...sukses juga. 
Daftar dan ditimbang.

Derita banget ya Nak, setelah disuntik vaksin MR...hehehe.

Sukseskan BIAN 2022, nuansa merah putih, semangat!

Kader Posyandu Cendrawasih dan Bidan Neni, Pj Puskesmas Pasir Mulya

Salam sehat untuk anak Indonesia.

Tuesday, July 26, 2022

All About Stunting

Sebulan yang lalu, Kader Posyandu Cendrawasih mendapat tugas dari Puskesmas Pasir Mulya untuk mendata warga di lingkungan RW06 (ada lima RT).
Kami sengaja pakai dresscode warna merah, agar warga yang didatangi langsung mengenal kami sebagai Kader Posyandu.
Karena saya 'jera' datang sendiri, ke wilayah RT yang jarang saya datangi, tak kenal pula dengan wajah manis ini. Repot dah!

"Assalamu 'alaikum." 
Teriak saya di depan pagar. Tak ada yang menyahut, saya ulangi lagi. Terlihat dari balik tirai, seraut wajah tampak curiga, "Maaf ya...maaf," jawabnya.
Ealahhh, malah dikira mencari sumbangan.
Begitulah, tak mudah mendata warga kalau tak kenal, maka untuk menyiasatinya, setiap kader posyandu berasal dari ke lima RT

Wednesday, July 20, 2022

Pembentukan Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Pasir Mulya, Kota Bogor

Sebagai Kader Posyandu RW06, hari ini memenuhi undangan pembentukkan kampung KB, di Aula Kelurahan Pasir Mulya (20/7)

Kampung KB, dalam benak orang awan seperti saya, pastilah berpikir, sebuah kampung yang berisi tentang Program keluarga berencana, pasangan usia subur, alat kotrasepsi  pil, spiral.
Ada benarnya juga, tapi sasaran programnya lebih luas lagi. Kampung Keluarga Berencana yang cakupan wilayah terkecil (RW/dusun), sementara Kampung  Keluarga Berkualitas satuan wilayah setingkat desa/Kelurahan dengan kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan Program Bangga Kencana dan Pembangunan sektor kualitas hidup keluarga dan masyarakat.

Sebelum mengenal Kampung Keluarga Berkualitas, kita kembali dulu ke Kampung Keluarga Berencana.
Masih ingatkan keluarga Berencana (KB), gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Keluarga Berencana merupakan program nasional yang harus terus digalakkan. 
Suksesnya program KB tentu saja akan berdampak besar terhadap percepatan ekonomi masyarakat. 

Friday, July 15, 2022

Sosialisasi BIAN di Posyandu Cendrawasih Kel. Pasir Mulya

Selain kegiatan rutin bulanan posyandu berupa penimbangan bayi, balita, pelayanan kesehatan bagi Ibu Hamil, pada bulan Juli ini, diselenggarakan, sosialisasi BIAN (13/7) bertempat di Aula Gedung Pertemuan RW06 Pasir Mulya.

Sebenarnya, agak susah mengumpulkan orangtua untuk berkumpul sebentar, namun setelah dijelaskan tentang program BIAN oleh Bidan Neni, Pj Puskesmas Pasir Mulya, ibu-ibu malah antusias.
Penasaran jugakan.
Apa itu BIAN?

Saturday, July 9, 2022

Dream Comes True | Aku Menjadi Warga Bogor

Aku pernah menulis, perasaanku saat terpilih mengikuti Jambore Pramuka Nasional 86 Cibubur, Jakarta sebagai anak daerah, bangganya luar biasa ...
Rak terasa sudah 36 tahun, mendadak ingat kembali.

Di antara aktifitas ke Pramukaan, satu acara yang ditunggu-tunggu, pergi piknik.
Setiap Pramuka, memilih dua tujuan wisata.
 
Aku memilih wisata ke Pantai Ancol dan Bogor.
Pilihan terakhir agak jauh, ke Kebun Raya dan Istana Bogor. Aku penasaran, bagaimana indahnya Istana Bogor (disuruh masuk melihat isinya), Bagaimana bau bunga bangkai (ternyata masih kuncup), Bagaimana pohon-pohon koleksi Kebun Raya, sama nggak dengan di Palangka Raya, ingin merasakan kota tersejuk di Indonesia.
.
Rombongan berangkat naik bus ke Bogor. Baru sampai pintu masuk Bogor, terasa perbedaan cuaca Jakarta dengan Bogor, sejuk, teduh, pohon-pohon besar daunnya menjuntai, rindang.
Ini, Bogor di tahun 1986, hatiku terguncang terkagum-kagum.

Friday, July 1, 2022

Manusia Bodoh yang Bernama Kuyang

"Nur, masih adakah kuyang di sana?"
"Hah! Mbak ini, kirain nanyain musim buah apa kek, ini malah nanyain kuyang," suaranya terdengar nyaring, terkaget-kaget. Dia sepupuku, Noor Hasanah, seorang guru SMA di Tanah Tinggi, Puruk Cau, Kalimantan Tengah.
Jangan kanget, Noor.
Mendadak, Mbak ingat Kuyang, bukan kangen, tapi apa masih ada nggak di jaman sekarang tahun 2022?