Monday, November 2, 2015

Makan Malam Romantis sambil Melihat Sunset di Pantai Jimbaran

Setelah jalan-jalan di Pulau Bali, hari ini, 24 Oktober 2015, kami niatkan, makan malam yang sedikit romantis.
Sekali-kalilah, ajak pasangan, keluarga dan teman, makan malam yang berbeda, sambil menikmati tenggelamnya matahari, menikmati indahnya Pulau Bali yang memang mempesona.

Disini, Pantai Jimbaran, kita bisa merasakan, indahnya semesta alam.
Disini, tak habis-habisnya mengagungkan ciptaan Allah. Betapa pesonanya alam, pantai, langit, matahari berpadu , menjadi lukisan Tuhan Maha Sempurna. Semburat warna, jingga berbaur  merah tembaga, temaram sore dengan debur ombak yang tenang.
Indah sekali...Kamipun merasa muda kembali, romantis nian...serasa di surga, pulau ini memang surganya dunia.
Menikmati sunset dengan  makan malam yang romantis 
Pantai Jimbaran, terletak di Bali Selatan. Dahulu masyarakat rata-rata bermata pencaharian nelayan dan petani. Semenjak dibukanya restoran hidangan laut (sea food) di sepanjang pantai, masyarakat beralih lebih menitik beratkan ke pariwisata, khususnya kuliner hidangan laut.
Pantai Jimbaran, seperti pantai di Bali, memiliki ombak yang tenang sampai bibir pantai.Yang agak berbeda, di kawasan iJimbaran, banyak dijumpai rumah makan(resto/cafe) bahkan yang bertaraf Internasional.
Untuk mendapatkan bangku dan meja di cafe serta parkir yang jaraknya dekat. Kami, harus datang ke Cafe di Pantai Jimbaran lebih awal. Maklumlah, pengunjung banyak sekali, untuk makan malam. Cafe yang menawarkan seafood, bukan hal sulit ditemukan di Jimbaran. Semua cafe, menawarkan menu favoritnya. Kata Akang, ada kafe, yang khusus menawarkan menu seafood, semua dibakar.

Salah satu cafe favorit si akang dari muda dulu, resto seafood , namanya Manega Cafe. lolkasinya mudah dijangkau berada di jalan Four Season Resort Jimbaran. 

Memasuki pintu resto, berbagai jenis hidangan laut khususnya kakap merah dan putih, kerang, udang. lobster an cumi-cumi segar menyambut kedatangan pengunjung. Dapur masaknyapun berada di depan, terlihat berjejer alat pembakaran ikan laut. Pengunjung dapat melihat langsung proses pemanggang hidangan laut. Sensasinya, akan merasakan kepulan asao beraroma nikmat. Proses pembakaran sendiri mwngunakan sabut kelapa sehingga aroma keharumannya lebih tercium wangi lezat,dibanding mempergunakan arang saja.

Sementara saya memilih menu sea food yang akan disantap. Akang mencari meja di bibir pantai. Manega Cafe, menyediakan dua tempat makan yang bisa dipilih, didalam cafe atay di luar mendekati bibir pantai. Kami memlkih yang di outdoor, yaa mencari suasana berbeda, romantis dan eksotis. Menurut info, Cafe ini harga makanan tidak terlalu menguras kantong, makananannya lezat....Cucoklah.

Kembali, cerita dalam memilih menu, biasanya, kalo saya makan di rumah makan di daerah Desa Eretan, Indramayu, di sepanjang Pantura Jawa Barat, saya tinggal memilih ikan, udang atau cumi, sebanyak saya suka, sekilo atau dua kilo, bahkan lebih, tinggal ditimbang. Setelah itu, saya  akan saya tentukan jenis masakan yang akan dimasak langsung di dapur Eretan.
Kebetulan di cafe Jimbaran ini beda. Ikan kakap merah,  saya pilih dua ekor, cumi dan udang, ditentukan untuk berapa porsi. Nggak di timbang...Padahal ada loh, timbangannya. Pikir saya, mungkin sangking banyaknya pengunjung,  jadi dihitungnya per porsi makanan. Ya sudahlah, yang penting dapat tempat, meja dan kursi dan menu yang lezat. Apa saja,oke sajalah.

Agak lama, mencari meja, akhirnya dapat juga. Sambil menunggu pesanan makanan  dan minuman terhidang, saya menjelusuri pantai Jimbaran. Banyak bocah bule bermain pasir di pantai. Riang dan ada juga yang menangis berebut skop pasir. Anak-anak di mana-mana sama. Sebentar berteman, sebentar bertengkar, menangis dan tertawa kembali. Kita bisa juga menikmati jagung rebus dari pejual jagung, dengan gerobaknya. Pantai Jimbaran sore itu, masih menyisakan sampah plastik yang terbawa dari laut. Entah dari mana.
Pantai Jimbaran menghadap selatan, saya kemudian duduk, menikmati matahari tengelam.
Moment yang menyenangkan....


Difoto dulu makanannya
Seiring, dinyalakan lilin dilampu meja (light dinner)....Hmmm, bener yeuh, romantis di tengah keramaian orang.
Menu pembuka berupa kacang sebagai snack, dilanjutkan makanan utama, nasi putih di beboko/tempat nasi dari anyaman bambu, Kakap merah bakar, sate cumi yang kenyal, udang bakar, plecing kangkung, tak lupa sambal mantah yang pedasnya duhei. Di tutup dengan santapan buah-buahan melon, pepaya dan semangka. Ini adalah makan malam yang berbeda. Mata terpuaskan dengan pesona matahari tenggelam, dan perut terpuaskan dengan makan malam yang lezat, lagi segar. Moment yang menyenangkan penuh dengan keindahan dan ceritam
Pantai Jimbaran, berkumpulnya  orang dari berbagai bangsa. Sibuk di meja sendiri, menikmati dan tak saling mengusik.
itulah, Bali....tak kan pernah bosan, untuk datang dan datang lagi.
Romantis, sekali-kali di sini.
Pantai Jimbaran.



Manega Cafe, Jimbaran 
Plastik oh Plastik
 Foto by Asep Mulyadi.

7 comments:

  1. super sekali mak een, senengnyoooo...

    ReplyDelete
  2. Asli ngiler...
    Semesta dengarlah hamba..
    Tuhan .... peluklah mimpi beta
    Kelak aku kan berbagi pada dunia,lewat coretan hamba.
    Bali memang Pulau Dewata!
    Sungguh!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuhan akan mengabulkan seluruh doa. Dan pastikan moment terindah dalam sebuah tulisan. Salam Hangat

      Delete
  3. huaa kangen baliiii...
    uhuy meni romantiss euyy

    ReplyDelete