Sunday, January 31, 2016

Bi Inez Penjual Cungkring

Pagi Minggu, leyeh-leyeh buat semua orang, khusus yang bekerja sepanjang lima hari kerja, Sabtu dan Minggu, hari yang ditunggu untuk bales dendam, bersantai ria, tidur seharian.
Tapi tidak, buat ibu setengah baya ini.

Penampakan Sate Cungkring yang aduhai
"Bu hajiiiii, cungkringg" teriaknya dari pagar rumah yang masih terkunci.
Senyum lebarnya yang sudah ku kenal semenjak pindah ke Bogor 18 tahun yang lalu. Tak ada yang berubah dari perawakannya, kecilll.
Sebenarnya, rada malas untuk beli, cuman, kasihan saja. Kasihan padanya yang bekerja keras sejak sebelum subuh.

Sunday, January 24, 2016

Perkedel Pindang Tongkol

Masih seputar ikan pindang Tongkol. Ikan hasil pengolahan dengan cara direbus/kukus dengan garam, rasanya memang enak dan khas, tidak terlalu asin. Cara memasaknya juga gampang, itu salah satu keunggulannya.
Pindang Tongkol biasanya dijual di dalam keranjang bambu, tongkolnya sudah di iris kecil. Satu keranjang, dijual Rp 8.000,- sekilo sekitar Rp 40.000,-
Saya umumnya, memasak pindang Tongkol dengan cara digoreng setengah matang, baru dibumbui suka-suka. 

Hayo ngaku? ngegoreng pindang, suka meletup di wajan, minyak bisa menyerang wajah dan tangan. Masa masak harus pake masker dan kacamata. Cara mudah mengoreng pindang, setelah minyak panas, masukkan potongan ikan, langsung ditutup, goreng dengan api kecil, jika kira-kira harus dibalik(ngukurnya pake perasaaan ala Emak) matikan kompor sebentar, buka tutup panci, balik deh, dijamin mengoreng ikan pindang Tongkol sukses matangnya.
Setelah ikan pindang matang, barulah diolah dengan bumbu balado, bumbu dari cabe merah besar yang digiling halus. Bisa juga dimasak kecap.

Saturday, January 23, 2016

Urap Pindang Tongkol, So Yummy

Sepagi ini di dapur hawu Mama, sudah ramai ibu-ibu memasak untuk syukuran di mushola. Sudah hampir dua minggu, saya berada di desa, selalu banyak cerita. 

Mamaku suka sekali memberi makanan atau kue setiap ada pengajian. Sebenarnya sih, repot, sibuk dan banyak mengeluarkan biaya, tapi sudah menjadi kebiasaan Mama dari muda. 
"Mama sudah tua, nggak ada lagi yang ingin dibeli. Hanya ini yang Mama mau, mumpung masih ada umur." 

Makanya, tak aneh, dapur selalu mengepul, berbagai kue dan makanan diolah bersama. Mama cuman tinggal perintah dan memberi dana. Semoga saya bisa begitu, sadhaqoh makanan.

Turinah, salah satu yang sibuk di dapur, ia asisten rumah tangga Mama semenjak dulu. Dari Tur gadis, menikah, sampai cerai dua kali, tetap setia menemani Mama.
"Masak apa, Tur?"
"Urap," jawabnya singkat dengan logat Indramayu.

Wednesday, January 20, 2016

Variasi Resep dari Sawut Singkong

Kebetulan dikasih Uwa se-kresek singkong. Lupa eikeh nimbang berapa beratnya, pokoknya banyaklah.
Mumpung masih punya energi, biasa males banget...*efek panas, bawaannya nguap mulu, apaaaaan sihhhhh? hehehe.

Dengan semangat, saya eksekusi semua nih singkong, biasanya lupa dikupas, malah membusuk dipojokkan dapur, mubazirkan.
Singkong pun dikupas, kulitnya rada susah misahinnya, ini bertanda singkong tua. Mau di rebus langsung, pasti nggak enak. Akhirnya saya cuci bersih semua, lalu kupas, dan parut kasar. Ya sutralah, di buat Sawut Singkong(casava sweet). Kuliner tradisional  di jamin enaknya pool. Sekalipun ndeso, pasti banyak yang mengemari jajanan masa lalu ini.
Membuat sawut singkong, saya lebih suka memakai cara sederhana saja. Setelah diparut kasar, saya aduk dengan garam, baru dikukus. Jadilah sawut singkong, cocok untuk penganti nasi, lebih sedap dimakan selagi hangat. Biasanya jajanan sawut ditaburi dengan parutan kelapa, karena kelapa nggak ada, ya sudah... sawut apa adanya, yang pasti, enak dan gurih.

Monday, January 18, 2016

Kue Ipau, Wadai Khas Banjar

Sore kala itu,  menjelang senja, menunggu waktu buka puasa. Ditepian sungai Miai, samping rumah di Pondok Kelapa jalan Sultan Adam, Banjarmasin, menghabiskan waktu menunggu buka.

"Handak menukar wadai Ipau kah?" tawar penjual wadai(kue)  dalam bahasa Banjar, artinya: Mau membeli kue Ipau ya? 

"Ipau," nama yang terdengar asing," Piankah, Acil Ipau?" balik saya bertanya. 

"Kadaaaaa, ini nah, wadai Ipau," 

Sunday, January 10, 2016

Batanak Lauk Patin, Kuliner Khas Kalimantan Tengah

Saya yakin, semua sudah mengenal ikan patin. Salah satu jenis ikan berkumis dan berkulit licin, sangat populer di kalangan pencinta kuliner berbahan dasar ikan dan digemari ibu-ibu karena mengolahannya sangat mudah, rasanya pun sungguh lezat.

Kebetulan hari ini membeli ikan patin seberat 2 kilo seharga Rp 40.000,-
"Saya sampe kaget, Bu, tadi nimbang patin beratnya  sampe 8 kilo," cerita Pak Narto, penjual ikan di kampung saya, ds Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat.

Aahhh...itu mah kecil, di Palangka Raya, jaman saya kecil dulu berat ikan patin sungai bisa mencapai 15 kilogram lebih. Biasanya, saya membeli ikan di Pasar Besar. Ikan patin tergeletak sebesar hiu, motongnya aja pake kampak besar.
Ikan patin sungai, berdaging lembut dan bebas duri.  Yang saya suka dari ikan patin sungai, lemaknya yang tebal, gurih berwarna kehijauan. Dulu malah saya kira warna hijau itu sabun cuci potongan cap tabe(bersalaman, bahasa Dayak). Ternyata itu lemak ikan patin.
Hari ini, saya akan memasak : Batanak lauk Patin.
Masakan khas Kalimantan Tengah.

Saturday, January 9, 2016

Thursday, January 7, 2016

Hikmah Pemberian Gratis

Apa sih yang nggak disuka, kalo semua-mua itu gratis, gretong.
Menyenangkan sampai keubun-ubun, lunjak-lunjak.

Segala yang gratis, gretong, pemberian seseorang tanpa membayar itu, makjleb. Sesuatu banget.

Tuesday, January 5, 2016

Kisah Sepanjang Jalan di Kereta Api

Duduk di gerbong wanita Comuter Line jurusan Bogor-stasiun Kota. Petugas kebersihan menuangkan cairan pengharum di lantai, dan mengepel bersih seiring berangkatnya kereta.

Comuter Line Jurusan Bogor - Stasiun Kota
Saya duduk di bangku. Semenit kemudian, datang dua orang ibu, berdiri di depan saya.
"Kok disini bau ya, pesing. Nggak bersih nih yang baru ke kamar belakang."
Suaranya nyaring, dengan tarikan bibir ke atas, seakan hendak menutup lubang hidungnya.

Monday, January 4, 2016

Kuliner Bogor: Soto Mie Bakso Mang Usman

Bulan Desember dan Januari, adalah  puncak musim hujan di Bogor dengan suhu cuaca terendah sekitar 21°C.
Hujan hal biasa di Bogor, selalu sedia payung sebelum hujan. Nggak hujan pun, sudah menjadi kebiasaan, di tas selalu ada payung. Panas sedikit, pakai payung, apalagi hujan....itu mah biasaaaa. 


Pantaslah, dahulu kala di jaman Kolonial Belanda, Bogor suatu tempat yang tenang, aman dan tentram, tanpa kecemasan, sesuai namanya: Buitenzorg
Hingga kini, sebagai warga Bogor, tak ada kecemasan, sekalipun sering hujan disertai gemuruh, kilat yang aduhei...*Mau coba, rasanya hujan di Bogor? Mari kemari.
Cuaca mendung begini, paling yahud menyantap makanan berkuah kaldu yang hangat. Cucok dan mantaf, obat anti galau dan menawar laper *alysann* memang eikeh doyan.
Soto Mie Bakso Mang Usman, Rasanya ajib bener!

Sunday, January 3, 2016

Memetik Kalakei di Rumah Papan [Part 3]



Sebuah perjalanan, selalu meninggalkan kesan yang mendalam. Sebelum berangkat, banyak keinginan di benak saya, untuk kembali bertemu Mina(tante), sepupu serta menikmati berbagai budaya dan kuliner khas Dayak Ngaju.
Itulah, sebagian catatan terakhir saya, tapak tilas ke kampung halaman di Kuala Kurun, setahun yang lalu. Klik disini
Kembali ke kampung halaman, untuk menepati janji pada almarhum Bapak, yang selalu merindukan ingin pulang ke Kurun, tempat termanis pertemuannya dengan ibu saya, perempuan Dayak Ngaju.


Friday, January 1, 2016

Happy New Year 2016

Jumat pertama di awal tahun 2016, penuh berkah.

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji hanya kepada Allah Azza Wa Jalla, Pemilik Segala kebahagiaan dan kesempurnaan, atas waktu, kesempatan serta  diberikan umur hingga hari ini.
Image by Google
Mengawali hari pertama di tahun 2016, menyapa mentari yang selalu tepat janji. Melihat buana yang telah berganti tahun. Menyirami kembang dan menyenyumi ilalang. Ahhh....bahagia, begitu sederhana.
Tak lupa melangitkan doa untuk Ibunda, anak tercinta dan  kekasih yang jauh di benua.