Postingan ini termasuk telat ditulis, etapi, sayang kalo tidak diceritakan. Maklumlah, sibuk di dapur...#aleyssaan.
Emak macam saya ini, kalo nggak ngaji, ngurus rumah, bergelut di dapur truss...menulis, mengambar bikin handycraft, indahnya duniaku. Semua memang harus di syukuri, diberikan kesehatan dan kesempatan oleh Allah SWT, nikmat syukur atas usia. Tak henti-hentinya saya bersyukur. Karena syukur dan sabar adalah cara solusi dalam menjalankan hidup, obat termurah menghindari stress dan mati muda.
Makanya, saya tipe yang nggak neko-neko, banyak legowo....laiyahhh, jangan terlalu melihat ke atas dalam urusan dunia, nggak akan habisnya...Di atas langit ada langit, semua hanya gemerlap sementara, itulah dunia. Saya lebih sering melihat kebawah, masih banyak orang yang lebih tidak beruntung di bandingkan saya.Jadi, saya selalu bersyukur, dan tak pernah mengeluh dalam.menghadapi persoalan kehidupan. Hidup begitu indah jangan dibuat susah, karena hidup memang susah...enjoy! be happy.
Cara terbaik menghabiskan hari di sela kesibukan rumah tangga dan mencari nafkah, saya banyak berkumpul dengan sesama ibu-ibu yang baik... Teman dan lingkungan yang baik memiliki efek domino, menular kepada yang baik.
Sejak dahulu, setiap saya pindah tempat tinggal, hal yang pertama saya lakukan adalah mengikuti kegiatan pengajian di majelis taqlim.
Teman sesama muslim, ibarat saudara sendiri. Begitu banyak manfaat bagi kehidupan di dunia dan akhirat.
Untunglah, di lingkungan perumahan saya, ada Majelis Taqlim Al Furqon Bogor. Dalam seminggu dua kali saya mengaji dan menuntut ilmu agama. Hari selasa dan Jumat, lain lagi undangan pengajian bersama dalam rangka persiapan pernikahan, walimatul butun, walimatul ursy...pokoknya, undangan ngaji sejibun deh...Shohibul baitnya pun, bukan dari sekitar perumahan saya saja, kadang bisa dari perumahan elite di Cibubur, yang mengundang, karena di kompleknya, tidak seakrab ibu ibu pengajian kami. Yaaa...senengnya juga sih, ngaji sekalian jalan-jalan, di siapin bus...Masya Allah, berkah berkah.
Berkah dari Allah, banyak teman dan tambah rezeki.
Berkumpul dengan teman, pengajian, hampir separuh semua sudah sepuh. Ada untungnya, berteman dengan yang sepuh, enak buat dimintai nasehat, rasanya seperti ibu sendiri. Saya juga yang muda, harus tau diri, untuk tetap menghormati yang tua, dan saya suka saja kalau di suruh ini itu. biasalah kaya nyuruh ke anak sendiri.
Di bulan puasa, pengajian rutin Selasa dan Jumat di ganti dengan bertadaruz sehabis sholat subuh. Dibuat kelompok kecil berjumlah 6 orang, tadaruz setiap hari sydah ditentukan sampai juz berapa,agar kattamnya serentak. Dalam 15 hari di bulan Ramadhan 1436H, kami sudah kattam sebelum kesibukan jelang lebaran. Kan, ibu-ibu suka rempong 15 hari sebelum lebaran, bikin kue kering, beli baju ini itu terus pulang kampung. Makanya, target tadaruz Al Quran, harus selesai dalam waktu 15 hari.