Thursday, November 4, 2021

BOH ROEM ROEM

Hampir enam tahun sejak aku mengajar Sejarah Dunia di Madrasah Aliyah Negeri-2 Bogor, aku tak pernah pindah meja, tetap bersebelahan dengan Bu. Hj Aisyah. 
Padahal usia kami berbeda jauh, bagai ibu dan anak. 
Teman guru pun heran, guru muda awet tentrem dengan senior.
Aku suka saja, Bu Aisyah selalu bercerita dan membawakan masakan dan kue khas Aceh dari daerah asalnya.

Aku pun selalu antusias menikmati kue timphan, empeuk labu, kue kakarah, kue bhoi yang rasanya manis dan lembut.
Kadang, Bu Aisyah membawa mie Aceh atau udeng sabe teupeh yang kaya bumbu, semua dibagi buat teman guru.
Bu Aisyah suka sembunyi-sembunyi menaruh kue di laci mejaku, karena porsinya kecil. 
Nikmat mana yang kau dustakan? duduk dengan senior lebih mengasikkan.
"Bu Een, cobain deh." 
Bu Aisyah menaruh mika ukuran kecil di mejaku.
Kue bulat berwarna hijau lusuh, kulit luarnya bertabur parutan kelapa.
"Ini klepon," tebakku. 
"Bukaaan, ini kue Aceh, cobain," paksanya.
Sedikit ragu, karena takut jebakan Batman, tapi karena ini bukan klepon, kugigit, terasa kenyal lembut dannn makcrutttt..gula merah meleleh, muncrat memenuhi tepi bibirku.

Bu Aisyah malah tertawa memperlihat giginya.
Ini nih, bahagia di atas penderitaan orang lain, batinku
"Ini kue boh roem-roem khas Aceh." 
Ohh...aku tetap mengunyah.
Nama yang unik, kue terbuat dari tepung ketan dikasih sedikit garam, diulenin dengan air hangat. Warnanya tidak hijau cerah, karena orang Aceh lebih suka warna alami dari daun pandan, hijau pucat tapi wangi.
Dinamakan Boh atau buah, karena bentuknya bulat bola-bola kecil
Setelah adonan selesai dibentuk, masukkan ke air mendidih sampai mengapung, tiriskan.
karena kue sedikit dilempar, makanya namanya roem - roem.

"Jangan lupa kasih selimut parutan kelapa. kesihankan Bu Een, nanti boh roem roem kedinginan setelah mandi." 
Kembali ia tertawa lepas, kawan di meja belakang pun bingung. 
Tak ada angin, tak ada hujan, napa-napa Bu Aisyah tertawa sendiri, sementara aku mengunyah, menyimak dengan hikmah.

"Kue Aceh banyakkk sekali ragamnya, apalagi makan besar, takutnya Bu Een nggak tahan godaan, trus minta pindah ke Aceh. Kannnn saya jadi repot, duduk sendirian."

Tawanya terdengar keras sembari berjalan menuju ruang kelas.

:: Kutulis cerita ini, sembari kangen dengan Bu Hj Aisyah yang sudah purna tugas, sedangkan aku berhenti mengajar 14 tahun lalu.

#NopemberKuliner #H1 #Aceh

No comments:

Post a Comment