Tuesday, September 22, 2015

Keutamaan Puasa Sunah Arafah di Bulan Dzulhijjah.


Assalamu'alaikum wr wb.

Labbaik Allhumma Labbaik.
Lababaik laa syariikalaka labbaik.
Innalhamda wani'mata lakawalmuk la syariikalak.

Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah,
Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,
Aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap Kekuasaan adalah milik-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu.

Mendengar lantunan talbiyah dari berita haji di televisi. Saya selalu menyahut dengan lantang dan bersemangat mengucapkannya. Saya berharap, suatu saat mendapatkan kembali undangan panggilan menjadi tamu Allah. Airmata saya selalu menetes terkenang saat berhaji di tahun 2006/2007.Saat itu puncak musin dingin. Lepas sholat lohor, tanggal 8 Dzulhijjah, rombongan haji memulai perjalanan Armina, menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina. Kami berangkat setelah memakai baju ihram dan berniat haji. Alhamdulillah, perjalanan menuju Arafah untuk melaksanakan Wukuf, 9 Dzulhijjah (hari Arafah). 

Wukuf adalah salah satu dari rukun haji,  ibadah wajib berhaji. Sekalipun, saat itu ada saja musibah yang menjadi bagian kesabaran untuk mencapai puncak haji mabrur. Di Arafah, kami tidak menerima makanan, karena ada kesalahan dalam peralihan katering saat itu. Ditanah air, menyebut musibah haji kelaparan. 
Wukuf di Arafah 9 Dzulhijah. Musim haji 2006/2007

Hari Arafah, ialah satu hari terbaik sepanjang tahun. 

Rasullah  SAW bersabda: " Tidak ada hari paling banyak Allah membebaskan hamba pada hari tersebut dari neraka di hari Arafah" 
Pada hari Arafah, seluruh jamaah haji berkumpul untuk melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Pada hari itu, puncak syahnya menjadi haji. 
Seingat saya, kami tidak melaksanakan puasa sunah pada hari arafah, karena di takutkan akan menimbulkan kepayahan dalam perjalanan ibadah haji, hingga dapat menyalahi perkara yang utama(wajib) 

Hal ini, berdasarkan Riwayat dari Ummu Al-Fadhl binti Al-Harith. 
Ramai di kalangan sahabat Rasulullah SAW, yang merasa ragu, tentang berpuasa di hari Arafah. Saat itu aku berada bersama Rasulullah SAW, lalu aku membawa kepada Baginda, satu bekas yang berisi susu, sewaktu Baginda berada di Arafah lantas Baginda meminumnya 
(HR. Imam Muslim).

Hadist lain, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:
Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari Arafah bagi mereka yang berada di Arafah 
(HR. Abu Dawud, dan an-Nasa'ie; at-Thabrani dari Aisyah ra)

Al Imam as-Syafierh, berpendapat; " Disunatkan puasa pada hari Arafah bagi mereka yang tidak mengerjakan ibadah haji. Adapun bagi yang mengerjakan ibadah haji, adalah lebih baik untuknya berbuka agar ia kuat berdoa di Arafah."

Pendapat Imam Ahmad rh: "Jika ia sanggup berpuasa maka boleh berpuasa, tetapi jika tidak, hendaklah ia berbuka, sebab hari Arafah memerlukan kekuatan(tenaga):
Dari berbagai pendapat, maka para sahabat yang lain, lebih memilih tidak berpuasa pada hari Arafah ketika mengerjakan ibadah haji.

Makanya, 8 tahun yang lalu, saya tidak melaksanakan puasa sunah Arafah karena sedang mengerjakan ibadah haji di Arafah, Mekah. Kini, saya tidak melakukan ibadah haji. Di anjurkan untuk melaksanakan puasa sunah Arafah pada hari ke 9 Dzulhijah, tepatnya besok hari tanggal 23 September 2015.Sesuai dengan ketetapan Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama Indonesia, hari raya Idul Adha tahun ini jatuh pada hari Kamis, 24 September 2015 (10 Dzulhijah 1436H).

Kelebihan melaksanakan Puasa Sunah Arafah: akan menghapus dosa-dosa setahun yang telah lalu dan dosa-dosa setahun yang akan datang.
Rasulullah bersabda saat ditanya tentang puasa sunah di hari Arafah.
"Ia menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang" (HR. Imam Muslim)

Masya Allah, begitu besar keutamaan puasa sunah Arafah di bulan Dzulhijjah ini. Disunahkan pula, berpuasa pada hari 8 Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah), di samping puasa Arafah (9 Dzulhijjah) sebagai langkah berhati-hati(antipasi),sapa tahu, kemungkinan pada hari ke 8 Dzulhijjah itu adalah hari ke 9 Dzulhijjah( (hari Arafah). Hal ini bisa terjadi, karena perbedaan waktu antara Indonesia dan Mekah. Hingga ada baiknya, melaksanakan puasa Tarwiyah dilanjutkan puasa Arafah. Bahkan dianjurkan memperbanyak amalan sholeh, selain sholat dan zikir kepada Allah SWT adalah, berpuasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah.
Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: " Tiada amalan sholeh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai, daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah) (HR. Al-Bukhari)

Puasa adalah jenis amalan yang paling utama dan dipilih Allah untuk DiriNya. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, dalam hadist qudsi, "Puasa ini adalah untuk-Ku. Dan Aku-lah yang akan membalasnya.Sungguh, ia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku."
Orang yang berpuasa itu mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan saat berbuka puasa dan kesenangan saat berjumpa dengan Tuhannya.

Untuk itu, mari kita melaksanakan puasa Arafah, untuk memperoleh amalan baik, dan menjadikan tambahan pundi-pundi pahala, semoga Allah memberi keberkahan dan rahmat serta ridho, bagi kita semua yang merindukan manisnya surga. Aaminn Ya Robbal Alamin,


Niat puasa Arafah

نويت صوم عرفة سنة لله تعالى

Nawaitu Sauma 'Arafata Sunnatal Lillahi Ta'ala
Artinya:“Saya niat puasa Arafah , sunnah karena Allah ta’ala.” 


*Disari dari berbagai sumber.
Sumber foto: Kawan dari SFHp, Raiki Dos Haiko.

5 comments: