Sunday, March 15, 2015

Kriuk-Kriuk Rengginang

Rengginang
Bertamu ke rumah saudara di kampung. Saya sampai ngiri, mereka selalu menyediakan kue atau camilan untuk tamu. Tamu sangat di hormati, itu ciri masyarakat pedesaan. Baru saja duduk, segelas teh tawar hangat sudah disuguhkan. Di meja tamu selalu ada toples  penuh camilan, salah satu Rangginang. Rangginang, seperti wajib ada. Awalnya saya heran, Rangginang lagi, rangginang lagi. Maklumlah, saya berdarah Sunda dan Dayak. Jadi, tidak mania dengan cemilan ini.


"Mangga dicobian, Neng"
Tawaran teramat santun, saya tak sanggup menolaknya,  takut tersinggung sang tuan rumah. Apalagi yang kasih Uwa saya. Kalau saya menolak, bisa-bisa dipecatkan jadi ponakan. Kriuk-kriuk, renyah gurih. Makannya di nikmati, baru berasa, enaknya rangginang.
Sejak orang tua saya, pindah dari Jakarta dan tinggal di kampung Cikalahang. Ehternyata, toples di rumah penuh dengan ranginang. Bukan disengaja, setiap ada undangan hajadan, atau acara apapun, rangginang selalu ada. Bahkan rangginang jadi buah tangan, kalau  ke rumah orang tua saya. Pantaslah,jika isi toples penuh rangginang di meja depan tivi. Umumnya, nonton film sambil  makan popcorn, ini mah makan rangginang.

Rangginang sebutan dalam bahasa Sunda. Dalam Bahasa Indonesia, camilan ringan ini dinamakan Renginang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Arti Reng.Gi.Nang (Nomina. kata benda) renginang adalah penganan dibuat dari beras ketan yang dijemur lalu digoreng.
Renginang, termasuk kudapan asal Indonesia, khususnya Pulau Jawa.
Rengginang banyak ditemukan di Jawa Barat (Sunda).Rengginang, berasal dari beras ketan, yang dibentuk bundar. Butiran nasi ketan masih tampak, tidak ditumbuk, itu membedakan dengan pangan lain, seperti intip.
Mbak Sukarti, sedang ngajarin cara buat Rengginang...walau baru teori.
Terus terang, saya belum pernah membuat rengginang. Semoga suatu saat saya berkesempatan membuat camilan ini. Kepingin tau cara membuatnya, saya bela-belain cari mantan asisten rumah tangga Mama saya dulu. Namanya, Sukarti, asli Sragen Solo yang dinikahkan dengan kerabat, pria Cikalahang.
"Dulu, mbak Een, Saya ndak bisa buat rangginang. Tapi teu sah jadi orang Cikalahang, kalau tidak bisa buat ranginang." alasan, yakok lebay banget.
"Bagaimana cara membuatnya?"
"Mudah kok, buatnya."
Mbak Karti mulai menjelaskan cara membuat Renginang:
Siapkan, 1 kilo beras ketan. Cuci bersih dan rendam sebentar sekitar 30 menit. Lalu ditiriskan. Siapkan dandang, tanak/kukus beras ketan sampai terasa mekar/pulen.
Sebelumnya, siapkan bumbu berupa ketumbar, bawang putih, sedikit garam.Kalau suka, bisa diberi rasa trasi.
Setelah beras ketan masak menjadi nasi. Aduk kembali dengan air panas yang sudah dicampur bumbu. Biarkan bumbu meresap dan kukus kembali sampai matang.
Bentuk bundar renginang, ukuran sedang. Jemurlah di panas matahari, selama 2(dua) hari sampai benar-benar kering.
Rengginang siap digoreng dengan minyak panas dengan jumlah yang banyak.
"Gampangkan, Mbak."
Hayahh...kalau teori memang gampang, prakteknya belum tentu, kan Mbak Karti.
Paling tidak, taukan cara membuat renginang yang enak dan gurih.
Untuk sementara, saya menikmati ranginang...kriuk!

Sumber: Id.Wikipedia.org/wiki/renginang


2 comments: