Friday, February 26, 2016

Makan Mie Bancir Yuk, Chin.

Kuliner satu ini, unik bener nama, Mie Bancir. Benerkan unik, bikin penasaran?
Mie Bancir.

Gegara mie ini, saya sampe berburu kuliner di kota Palangka Raya.
Dari namanya saja, sudah jelas  bahan utama, mie. Tapi, kenapa namanya Bancir.
Bancir, dalam bahasa Banjar Melayu, berasal dari kata banci. Kerennya, transgender, seseorang yang merasa dirinya wanita yang terperangkap dalam tubuh pria.
Bancir, lelaki setengah matang, kemayu berbaju sangat kewanitaan.

Nah, dari gambaran tersebut, apa mie ini setengah matang juga, sampe segitu teganya, disebut mie Bancir.
Akhirnya, saya menemukan Warung 293, jalan Kinibalu, Palangka Raya. Tempatmya sangat sederhana, namun menjanjikan surga mulut bagi pencinta mie.
Dalam deretan menu yang disajikan, salah satunya, mie bancirr.
Waduhh...Dhilalah, kok cocok bener dengan maksud hati saya.
Sambil menunggu, mbak Wahyu sang penjual menjelaskan,  nama warung 293, berasal dari nomor rumah orangtua mereka. Rata-rata pengunjung membeli mie Bancir.

Jenisnya ada dua, mie Bancir kuah dan mie Bancir goreng.
"Mbak, buatkan mie bancir yang berkuah tapi sedikit ya, nyemek-nyemek"
Heheheh, saya bikin menu baru nih, untung si Mbak, mengerti maksud saya...Nyemek.
Beberapa menit kemudian.
Terhidang mie Bancir yang dinanti.
Pantes dikatakan 'Bancir', mienya berwarna merah dari saos tomat.
Genit bangetkan...Mienya juga berukuran besarrr, beda dengan mie yang lain.
Mie banjir sebenarnya berasal dari kata Banjar, kata mbak Wahyu.
Tapi...jauh banget kata, Banjar jadi bancir...asa teu mungkin.
Ya sutralah, mari kita bicarakan penampakan mie Bancir.
Mie Bancir, disajikan dengan suwiran ayam, taburan bawang goreng, irisan telur rebus, cincangan seledri, timun, dan sepotong jeruk nipis.

Bagaimana rasanya?

Uenakkk banget, ada rasa manis dari pasta tomat, dan gurihnya irisan telur rebus. Ada kesegaran yang saya dapat dari siledri dan bawang goreng.
Ini mie, bagai metaformosa soto banjar berganti mie Bancir. Laaa, kuah mie ini rasanya mirip soto.  Kuah mienya sangat kental, rasa mericanya, nendang banget. Uenakkkk banget, sesuai selera saya.
Dengan Rp 13.000,- Mie Bancir dapat dinikmati kelezatanya.

Perhatian.
Awas, yaaa para pria, jangan setelah makan mie bancir...malah berubah sambil berkata," Endol bingit mienya, ya, Chinn."
Hahahaa...sapa tau begitu.
Yang pasti, setelah makan mie, anda dijamin pasti kembali...
Jujur, rasanya enak.

Kuliner ini patut dicoba jika berkunjung di Palangka Raya.








8 comments:

  1. Setahu saya mie bancir itu mie goreng yang ada kuahnya sedikit. Jadi disebut mie goreng tapi ada kuahnya, disebut mie kuah tapi kuahnya dikit :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, jadi diantara mie kering dan mie berkuah banyak, jadi statusnya, setengah-setengah. macam bancir.

      Delete
  2. Di Solo itu namanya "mie goreng nyemek", goreng tapai ada kuahnya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, mie bancir, rasa kuahnya, kuah soto banjar, dan topingnya diberi irisan telur rebus dan seldri

      Delete
  3. Di Solo itu namanya "mie goreng nyemek", goreng tapai ada kuahnya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nyemek itu, antara kering dan sedikit kuah, nanggung

      Delete
  4. aku suka yang goreng mbak kreyes kreyes gimana gitu hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mie goreng kering ya...sekali-kali cobain Mie Bancir di kalsel dan kalteng, rasanya enak sekali.

      Delete