Thursday, March 10, 2016

Melunasi Rindu dalam Semangkuk Kenta | Makanan Khas Dayak




Nah ini dia, yang saya cariiiiii....*antara senang dan histeris*...Lunjak-lunjak, oye!
Terkenang Tambi setiap memakan kenta
Jadi, begini...
Banyak kenangan yang berbekas dalam makanan khas Dayak yang namanya, Kenta.
Kenta selalu mengingatkan saya bersama Tambi (nenek) sewaktu kanak-kanak, Setiap Tambi datang dari Ngaju, selalu bawa kenta sebagai oleh-olehnya. Tambi pula yang memasak kenta kering menjadi makanan ringan buat kami semua. Kelucuannya yang khas, serta selalu memuji dalan bahasa Dayak yang saya cukup mengerti.
"Bahalap bau, esungkuh" Cantik wajah, cucuku.


Tambi memanggil nama saya, lain dari orang lain, Een, dipanggilnya dengan Endang. Saya selalu merengut waktu itu, kok Endang, sih! Tetap saja, memanggil saya dengan Endang. Baru sekarang,  saya sadari, Neneklah satu-satunya orang yang memanggil saya dengan nama kesayangan, Endang.
Begitulah, dalam semangkuk Kenta saat itu, selalu terkenang dengan Nenek.

Makanan khas Dayak ini, enakkkk sekali. Rasa Kenta yang khas, kenyal ketan, rada krenyes, gurih dari campuran parutan kelapa dan gula pasir,  rasa yang tak pernah terlupakan.
Kenta, berasal dari 100 persen beras ketan, dari padi ladang. 
kenta kering

Cara pembuatannya, harus benar-benar padi ketan baru dipanen. Setelah padi menguning, dipotong dan dikumpulkan. Bulir gabah dimasak (sangrai) di dalam periuk tanpa air hingga masak dan wangi. Setelah dingin, baru tumbuk di lesung hingga terkelupas dan berbentuk pipih. Padi ketan berbentuk olahan baru yang namanya kenta.
Kalo di perhatikan, Kenta mirip dengan havermut,  bisa disimpan dan tahan lama.

Sekian tahun lamanya, sering saya memesan pada Mina atau sepupu di Kalimantan Tengah.
"Tolong beliin kenta, kirim ke Bogor. Nanti saya bayar dan ongkos kirimnya."
Selalu jawabannya sama, sekarang kenta sulit mencari.
Saya bisa memaklumi, ladang-ladang padi ketan di Kalimantan sudah jarang atau memang tidak ada lagi. Bisa jadi, orang muda sudah enggan berladang, lebih baik menjadi buruh di kelapa sawit. Kenta menjadi makanan yang langka.

Qodarullah.
Pas bangettt waktunya, kangen makan Kenta, kebeneran atau yang nggak disangka, saya belanja di mini market Palangka Raya (lupa namanya) Lhaaaa....ada jual Kenta dalam kemasan. Senengnya bukan main, walau harganya memang nggak murah. Seperempat Kenta dihargai Rp. 60.000,- berapa pun harga saya beli juga, habis sulit menemukan Kenta. Lumayanlah untuk mengobati rindu.
Cara memasak Kenta sangat mudah, seperti memasak havermut.
- Masak air secukupnya dalam panci kecil (saya buat di panci untuk membuat mie instans).
-Tuang Kenta kering kedalam air mendidih , sesuai kebutuhan. kira-kira Kenta terendam saja.
- Aduk Kenta kering dengan air hingga menyatu.
-Setelah Kenta lembut, tambahkan parutan kelapa, dan gula pasir secukupnya.
- Aduk kembali hingga semua tercampur rata.
- Diamkan selama 5 menit, Kenta siap dinikmati.

Kenta ini enak sekali. Mangat!
Manis dan gurih...pokoknya.
T. O. P



7 comments:

  1. saya jadi membayangkan rasanya Mbak Een :)
    kalo bahasa Muna kenta itu artinya ikan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya enakkk sekali, rasa ketan, bercampur guringnya parutan kelapa, dan manisnya gula. eunakkkknya fulll.

      Ow, terimakasih. saya jadi tau kenta dalam bahasa Muna, artinya Ikan.

      Ikan dalam bahasa Dayak, dinamakan Lauk.

      Delete
  2. Makanan ini kayanya legit banget ya rasanya, hmmm jadi mbayangin nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gurih, manis...enak sekali, saya belinya cuman sedikit, susah lagi mencari kenta.

      Delete
  3. jadi kangen KENTA, untung sudah pesan ke keluarga di Kuala Kurun,,, mangat tutu sekaligus hanjak, thanks buat artikelnya,

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyohh..mangat tutu. Saya juga orang Kuala Kurun dari Ibu.

      Delete