Saturday, January 9, 2016

Ulang Tahun, Menambah Satu Angka

Berkaca sendiri.
Terpantul wajah.
Rambut mulai keperakkan.
Tua adalah pasti.
Kedewasaan?

Semoga pula tumbuh bersama usia. Kata orang, matang dan cantik bersama usia, hmmmm.
Tersenyum, memuji diri sendiri,
pada pantulan cermin.

Hidup sebuah anugrah.
Sehat adalah harta tak terbeli.
Kini, bertambah satu angka
Sampai pada lewat empat puluh.

Sabtu, lewat tengah malam.
Terbangun, terpekur meresapi.
tanggal yang kunanti.
Sebuah pesan singkat.
"Happy Birthday, Sayang. Wish you all the best."
Allhamdulillah, ada pula yang ingat.
Setelah tiga tahun tak ada yang mengucapkan. Suprise!

Tahun ini, aku hanya berdua Mama, di kampung. Tak ada acara khusus merayakan ulang tahun.
Sebuah ucapan sederhana, mencium telapak tangannya. Memohon doa restunya, akan kebahagianku.
Restuilah, Ma...

Ulang tahun, satu angka.
Berlari di punggung usia.
Ya Allah, hamba memohon pada-Mu, agar semua berakhir indah. Husnul Khotimah.

Malam ini, Mama bercerita, empat puluh lima tahun yang lalu.
Di dusun kecil, Kuala Kurun, aku dilahirkan di hari Jumat.
Saat matahari menjelang terbit, pukul enam lebih. Mama bernafas lega, buah hati lahir selamat di sebuah Klinik Kristen di jalan Sangkurun milik misi Zeding. Bidan Ellise,  berkebangsaan Swiss, berteriak senang, "Bawi". Perempuan katanya dalam bahasa Dayak. Mereka mengunakan bahasa campuran, dan mahir berbahasa lokal.

Hari itu, pecah tangis bayi berwarna merah. Anak ke dua dari empat saudara. Itu, aku...Een Endah.
Nama yang khas,  Bapak ingin orang tau, ini anak orang Sunda, di tengah suku Dayak Ngaju.

Tak terasa, di tahun ini, seluruh babak kehidupan sudah kulalui. Bangkit dan tegak mandiri. 
Aku berkata: Aku bisa!
Menerima berbagai ucapan doa dari Mama, anak, saudara, my Patner, serta sahabat, sungguh kebahagiaan tak terhingga.
Facebook pun mengucap selamat Ulang Tahun padaku, hebat ya. Terima kasih.=[

1 comment: