Wednesday, February 9, 2022

TPU Pedurenan Bekasi | Rumah Terakhir Manusia

Innalillahi wa inna ilayhi rojiun.
Telah berpulang ke Rahmatullah Nenek Karo Rahimakumullah (5/2-22)
Rencananya jam 10 pagi, akan dikebumikan di TPU Pedurenan Bekasi
Memang sih jauh sekali jaraknya, dari rumah di Warakas Tanjung Periuk ke Pedurenan Bekasi.
Keputusan ini ambil setelah  keluarga meninjau TPU di daerah Warakas, tanah pemakaman umum itu terendam banjir, dengan alasan itu dipindahkan saja ke Bekasi.

Melewati jalan Tol, rombongan pengantar jenazah, beiring-iringan memasuki lokasi TPU Pedurenan Bekasi.


Masya Allah, baru pertama kali aku melihat TPU yang sangaaaatt luas.
Kuburan di wilayah Kecamatan. Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat sangat rapi, diatur berderet, cover makam. ditanami rumput Jepang berdaun halus  zoysia matrella, nisannya pun sama bentuknya, kotak dari batu granit hitam.
TPU Pedurenan terdapat dua lokasi, untuk Muslim dan non Muslim.

Karena hujan rintik, tanah yang kami injak menjadi becek licin. Ada dua lubang sudah disediakan, saling berdekatan.


Sebelum jenasah dimasukkan ke liang lahat, petugas makam harus bekerja ekstra untuk menguras dan mengeluarkan air dari liang kubur.

Untuk mengurasnya, petugas gali makam menggunakan timba ember plastik
(Harusnya disediakan alat sedot air, agar mempermudah dan lebih cepat)


Liang kubur yang berukuran sekitar panjang 2,5 meter, lebar 1, 5 meter, tinggi 2 meter, airnya sudah kering, segera jenazah Bibi Uda dikebumikan, karena lambat dikit, air akan merembes masuk ke liang lahat.

"Pak, apa semua liang lahat yang digali di TPU akan mengeluarkan air?" tanyaku pada pengali kubur (sehari ini sudah lima liang digalinya)
Tenyata, semua liang mengeluarkan air  hingga  batas selutut kaki, tanah menjadi becek dan licin.
Jangan suudzon (berburuk sangka) seperti di sinetron
"Pasti nih banyak dosa...anu..anu.bla bla bla."
Dramaa banget.

Bukan itu alasan, liang mengeluarkan air bukan fenomena, hal itu disebabkan TPU Pedurenan, lokasinya berada di tanah rawa, bekas pesawahan.

Pedagang Bunga Tabur

Usai pemakaman Bibi Uda, sambil menunggu acara tabur bunga sesuai adat Karo, dipanggil sesuai susunan keluarga.
Aku duduk menunggu di warung seadaanya, ngopi
Banyak pedagang menjajakan bunga tabur, air mawar, kendi air, bahkan minuman dingin, kopi, mie instan. Nggak perlu takut pingsan menunggu pemakaman, urusan perut, di TPU Pedurenan tersedia.

Dari cerita mbak penjual minuman ini, segala pertanyaanku, dijawab mbak berparas manis.

"Setahun cuman bayar Rp. 300.000 aja untuk merawat makam. Bebas sewa dan pajak," ceritanya sambil mengaduk gelas kopi susu yang kupesan.
"Lumayan sih jualan di sini, rame aja terus peziarah.
Apalagi  waktu menjelang Ramadan dan Lebaran, ruaaaame.
Saya jualan dari jam 7 pagi sampe jam 5 soree," lanjutnya.
Oh...nggak sampai malam ya.
Dia tertawa lebar,
"Yang beli, jurig," jawabku sendiri.

Sejenak kuperhatikan makam di belakang warung, nisannya sama semua,terbuat dari papan dicat putih, waktu meninggalnya pun cuman berjarak sehari, bahkan setiap hari (sampe lupa ku foto)
Tenyata, ini pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 yang dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum Pedurenan Kota Bekasi, tertuang dalam Surat Edaran Nomor 469.1/2320/Setda.
TU Tentang Pelaksanaan Pemakaman Jenazah pasien Covid-19 di Kota Bekasi. 
Dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa  pemakaman jenazah pasien Covid-19 harus mengikuti Standar Operasional (SOP) yang sudah ditetapkan.
Hingga saat ini dari 12 hektar tanah di TPU Padurenan  sudah terisi hingga 30%.

Sumpah! Baru pertama kali melihat langsung penguburan korban Covid 19 varian Delta , yang korban terbanyak tahun 2020, 2021.

Hujan kembali rintik, kami langsung pulang kembali ke Tanjung Periuk.
Selama perjalanan pulang, terbayang Bibi Uda(Marga Karo Karo) yang terkenal baik pada seluruh keluarga. 

Ya Allah, ampunilah dia  maafkanlah dia.
Muliakanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah segala  kesalahannya,  lapangkanlah alam barzahnya, dan jadikanlah kuburnya bagai taman di syurga, masukkanlah dia ke dalam golongan Ahlul Jannah.

آمين 

No comments:

Post a Comment